Pages

Tuesday, April 9, 2019

Smartfren Masih Nego Tarif Sewa Infrastruktur Jaringan MRT

Merza pun menanggapi berbagai laporan yang menyebutkan tarif sewa infrastruktur jaringan telekomunikasi di MRT yang terlalu mahal. Ada beberapa yang menyebutkan, tarif sewa tidak setimpal dengan trafik dan keuntungan yang dihasilkan operator nanti.

Menurutnya, tidak semua sinyal atau cakupan jaringan harus menghasilkan pendapatan di suatu tempat tertentu.

Ia pun mengibaratkan pemasangan Base Transceiver Station (BTS) di jalur tol yang memang harus dilakukan, tapi sebenarnya tidak menghasilkan trafik tinggi. BTS harus ada di jalan tol demi memenuhi kebutuhan konsumen.

"Tidak semua yang namanya sinyal atau coverage itu harus menghasilkan pendapatan di tempat itu. Misalnya di jalan tol yang trafiknya tidak akan tinggi, tapi kita pasang BTS di sepanjang jalannya. Jadi kalau dihitung-hitung dari segi trafik tidak akan cocok," jelasnya.

Oleh sebab itu, kata Merza, klaim tarif sewa yang terlalu mahal tidak tepat. Meski wilayah operasional MRT adalah ruang publik, tapi bukan hal yang aneh jika ada penerapan biaya penyewaan infrastruktur jaringan telekomunikasi.

Hal yang kini harus didiskusikan, menurut Merza, mencari formula yang tepat untuk menghasilkan tarif sewa terjangkau bagi semua pihak.

"Lihatnya bukan di situ (terlalu komersial dan mahal), dan memang benar itu adalah area publik, tapi jangan diasumsikan komersialisasi, walau memang benar ada biaya yang harus dikeluarkan. Sekarang adalah bagaimana agar biaya ini terjangkau dan layanan untuk masyarakat tidak terganggu. Itu yang sedang dibahas sekarang," ungkapnya.

(Din/Ysl)

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2D3cUaU

No comments:

Post a Comment