Liputan6.com, Jakarta - Masalah lingkungan telah menjadi isu besar yang 'menghantui' setiap wilayah di seluruh belahan Bumi. Melihat fenomena ini, ada deretan anak-anak muda yang memberikan kontribusi untuk penyelamatan di sekitar tempat mereka tinggal. Kisah penelitian mereka pun dirangkum apik dalam film bertajuk Inventing Tomorrow.
Film dokumenter garapan sineas Amerika Laura Nix ini menampilkan hasil penelitian dan ciptaan para anak muda dari Indonesia, Hawaii, India, dan Meksiko. Mereka adalah peserta yang berkompetisi di Intel International Science and Engineering Fair (ISEF) yang digelar di Los Angeles, Amerika pada 2017 lalu.
Laura Nix selaku produser sekaligus sutradara film rilisan 2018 ini mencoba memasukkan pertanyaan dalam setiap film yang ia garap. Sempat membuat film soal perubahan iklim, kali ini ia memilih untuk menggambarkan para remaja cerdas yang tertarik pada sains yang dihadapkan dengan masalah soal ancaman pada lingkungan sekitar.
"Menurut saya generasi sekarang menghadapi hal-hal krisis dan saya ingin melihat apa yang mereka pikirkan tentang itu lebih lewat pendekatan solusi apa yang mereka hadirkan. Itu adalah titik awal dari film ini," jelas Laura saat pemutaran film di @america, Pasific Place, Jakarta, Selasa, 2 April 2019.
Laura dan tim melakukan penjelajahan di kompetisi sains ISEF 2017 untuk mencari para kandidat yang ingin ia tampilkan dalam film Inventing Tomorrow. Pemilihan peneliti muda dari keempat negara juga berdasarkan riset dan wawancara yang dilakukan.
"Saya ingin memilih murid-murid yang ingin ambil bagian dengan masalah lingkungan dan itu sangat personal bagi mereka karena mereka orang lokal. Mereka tahu apa yang terjadi dengan rumah mereka dan sains dapat menyelamatkan orang-orang yag tinggal di sana, keluarga mereka, juga masa depan," tambahnya.
Dua anak muda Indonesia, Nuha Anfaresi dan Intan Utami yang berasal dari Bangka membuat penelitian yang mengangkat soal penambangan timah. Bagaimana aktivitas tersebut berdampak pada lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka.
"Rumah kami tidak jauh dari pantai. Hampir disetiap pantai dapat melihat langsung kapal yang menambang timah," kata Intan Utami.
Keresahan soal penambangan timah tersebut ternyata telah dirasakan Nuha Anfaresi ketika duduk di bangku sekolah dasar. Kala itu, orangtuanya kerap menyampaikan soal penambangan timah yang memiliki banyak dampak buruk pada lingkungan.
"Waktu itu sering ada penambangan timah di darat sekarang pindah ke laut karena timah di darat semakin sedikit," tutur Nuha.
from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2OEP35O
No comments:
Post a Comment