Liputan6.com, Jakarta - Hari ini tepat 500 hari pasca-penyerangan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Alih-alih menyuarakan itu, massa aksi dari Majelis Pemuda Independen menyambangi gedung lembaga antirasuah untuk mengingatkan kembali dosa masa lalu Novel.
Orator massa aksi, Rizal menyampaikan, Novel jangan hanya berteriak meminta keadilan setelah disiram air keras oleh orang tak dikenal. Namun, dia juga harus ingat dengan kejahatan masa lalu yang dilakukan saat berdinas di Polres Bengkulu.
"Dia (Novel) telah melakukan penembakan terhadap masyarakat saat mengusut pencurian sarang walet," ujar Rizal di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (1/11/2018).
Sebagai penegak hukum, Novel diharapkan sadar bahwa yang dia suarakan tidak berbeda dengan dengan korban yang dia tembak. Jangan sampai malah seolah-olah hanya dirinya korban kejahatan berat dan meminta keadilan.
"Jika Novel berteriak minta keadilan, bagaimana dengan keadilan korban yang dia tembak?," jelas Rizal.
Empat orang di Bengkulu memberikan kesaksian kepada Anggota DPR RI. Mereka mengaku diperlakuan buruk oleh penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Keempatnya menyebut sempat mengalami tindak kekerasan saat Novel masih menjabat sebagai Kasatreskrim Polres Bengkulu. Saat itu, Novel sedang menyelidiki kasus pencurian sarang burung walet.
from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2Sv3YkN
No comments:
Post a Comment